SURAT CINTA UNTUK BUNDA
Rantau Kehidupan,
22 September 2014
Kepada
yang tercinta,
Bunda
di kampung.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.....
Assalaamu
‘Alaikum Wr. Wb.....
Apa
kabar bunda di sana? ananda mendoakan semoga bunda senantiasa diberi kesehatan
oleh Allah, agar suatu hari nanti bunda bisa melihat sang buah hati memakai
toga wisuda. Ananda goreskan pena di lembaran putih nan mungil yang dihiasi
simbol-simbol kasih sayang. Tahukah bunda, ini adalah surat cinta pertamaku,
yang khusus ananda persembahkan sebagai tanda cinta dari lubuk hati yang paling
dalam. Apakah bunda tahu juga, surat ini ananda tulis dengan tinta linangan air
mata, karena mengingat kesalahan yang sering ananda perbuat selama ini.
Bundaku
tercinta
Engkaulah
satu-satunya wanita yang mencintaiku tanpa syarat, yang selalu setia menjaga
dan menuntunku setiap saat. Semua pengorbanan yang telah engkau berikan padaku
takkan hilang ditelan zaman, kasih sayang yang telah engkau persembahkan tetap
terlukis indah di langit biru. Bunda, walaupun saat ini kita sedang dipisahkan
oleh waktu namun kasih sayang dan doa yang engkau panjatkan, selalu ananda rasakan
di setiap getaran nafas dan hentakan kaki dalam melewati onak dan duri
kehidupan.
Bundaku
sayang
Sembilan
bulan engkau mengandungku, di dalam lautan rahim kasih sayang. Rasa sakit
engkau tanggung, rasa perih engkau tahankan, asalkan si buah hati bisa kelak
menatap indahnya dunia. Engkau pertaruhkan nyawamu disaat melahirkanku, engkau
pasrahkan diri terhadap takdir yang kuasa. Engkau sambut aku dengan senyum
manismu ketika pertama kali aku hadir ke dunia, tapi senyum manismu itu ananda
balas dengan tangisan yang sangat memekakkan telinga, betapa egoisnya si buah
hati yang tidak tahu diri ini.
Si
kecil nan mungil perlahan-lahan tumbuh menjadi anak nan lugu, bermain-main di
halaman rumah penuh keceriaan tanpa sedikitpun merasakan beban hidup yang
dirasakan sang bunda. Senyum indah selalu terpancar dari sudut pipinya ketika
si anak ini tumbuh menjadi remaja yang gagah. Si remaja ini terkadang sudah
tidak tahu terima kasih lagi karena sering menyusahkan sang bunda bahkan sering
melawan jika keinginannya tidak dituruti. Kini dia telah dewasa, telah
menyadari akan arti sebuah kehidupan, sekarang ia baru tahu tentang beban hidup
yang selama ini bunda rasakan.
Bunda
maafkan kesalahanku selama ini, dulu aku sering tidak menghiraukan nasehat
bunda, sering membuat risau hati bunda, sering tidak minta izin ketika aku
bermain ke rumah teman, sering melawan jika keinginanku yang terlalu berlebihan
tidak dituruti, bahkan sering meninggalkan bunda ketika sakit, demi acara yang
tidak jelas yang sebenarnya bisa aku tinggalakan. Mungkin akulah anak yang tidak
tahu diri pada saat itu karena tidak bisa menemani bunda seutuhnya. Sekali lagi
maafkan anakmu yang nakal ini bunda.
Semua
kenangan indah dulu masih terngiang jelas di benak ananda, saat adzan berkumandang,
bunda selalu menuntunku tuk tunaikan kewajiban kepada tuhan, saat gelap
menggantikan senja bunda ajari ananda membaca kalam ilahi, saat malam semakin
kelam bunda selalu bersedia menemaniku dan siap mendengarkan semua keluh
kesahku. Bunda, semua kenangan manis itu terasa baru saja berlalu dan masih
tampak nyata dalam bingkai rinduku. aku percaya bunda juga tidak akan melupakan
kenangan indah itu.
Bundaku
tercinta
Perlahan
ananda bisa berdiri tegar seperti yang telah bunda ajarkan, namun hati ini
tetap rapuh jika ananda mengingat semua pengorbananmu. Bunda maafkan anakmu ini
jika kadang aku lupa menanyakan kabarmu, maafkan aku bunda jika aku belum bisa
kembali ke pelukanmu karena kaki ini masih terus melangkah tuk meraih asa dan
mengejar cita-cita.
Melalui
surat kecil ini, ananda ingin mengucapkan ribuan terimakasih kepada bunda,
terima kasih atas cintamu yang begitu tulus bagiku, terima kasih atas kasih
sayangmu yang melebihi dari lembutnya sutera, terima kasih atas segala
pengorbanan dan perjuanganmu dalam membesarkanku. Andai seluruh dunia berada
dalam genggamanku akan ku persembahkan seluruh isinya untuk bunda, ingin ku
tumpahkan semua air mataku dan bersimpuh di bawah kaki bunda.
Bundaku
sayang
Entah harus bagaimana ananda membalas
semua jasa-jasa yang telah engkau berikan selama ini. Ananda tidaklah mempunyai
nyawa yang kuat seperti saat bunda melahirkanku ke dunia ini. Ananda belumlah
mempunyai uang yang banyak seperti konglomerat. Hanyalah untaian doa yang bisa
ananda panjatkan kepada Allah semoga bunda diberikan kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Semoga dengan untaian kata yang ananda
tulis dalam surat kecil ini, dapat mengobati rindu bunda terhadap sang buah
hati. Terakhir terucap salam cinta dari ananda yang sedang melayari
samudera ilmu di rantau. Semoga bunda selalu dalam lindungan Allah dan
diberikan kekuatan olehNya, agar suatu hari nanti kita bisa bertemu dalam
cerita kebahagiaan hidup di dunia.
Anakmu
tercinta.
0 komentar:
Posting Komentar