BAB I
Di era tekhnologi ini, siapa lagi yang tidak mengenal jejaring sosial bernama Facebook?. Situs ini telah mengguncang peradaban, pengaruhnya merasuk ke setiap sendi-sendi kehidupan manusia dalam segala aspek dan dimensi. Facebook adalah ibarat gempa yang sedang mengguncang dunia. Apabila kita tidak cepat-cepat menyelamatkan diri, niscaya kita akan tewas seketika. Maka dari itu mari secepatnya kita selamatkan diri dari bahaya guncangan facebook !
Saat ini, pengguna facebook menyebar di seantero negeri, tidak terkecuali Indonesia. Sekarang negara kita ini berada pada urutan-3 sebagai negara pengguna facebook terbesar di dunia, bahkan sumber lain menyebutkan, Indonesia berada pada urutan ke-2 setelah Amerika Serikat. Penggunanya berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi ras, budaya maupun agama.
Saat ini juga umat Islam yang menjadi pengguna Facebook merebah dan mewabah, bak jamur yang tumbuh dengan suburnya ketika musim hujan. Inilah realita dari Facebook yang telah menggrogoti negeri kita tercinta yang notabenenya sebagai negera berpenduduk muslim terbesar di dunia. Apakah harus kita biarkan guncangan facebook memporak-porandakan bangsa Indonesia ? apakah harus kita biarkan guncangan facebook menghantam ummat Islam? atau sebaliknya, kita jadikan Facebook sebagai media untuk berdakwah, sebagai media yang bermanfaat untuk mensyiarkan ajaran Islam? Jawabnya tergantung kepada individu kita masing-masing.
Setiap hari umat Islam selalu menyempatkan diri untuk singgah di jejaring sosial yang sedang ngetren ini, baik untuk menulis status, mengomentari, mengupload photo, mencari teman dan lain sebagainya. Tapi sungguh ironis kebanyakan penggunanya lebih sering menulis status yang tidak sesuai dengan prinsip Islam, kebanyakan dari mereka selalu meratap di dinding facebook, menulis dan mengungkapkan berbagai perasaan dan luapan emosi, seperti; perasaan bahagia, perasaan haru, sedih dan berbagai luapan emosi lainnya. Tidak jarang juga penggunanya selalu berusaha memperlihatkan segala sesuatu yang ia miliki, yang tidak dimiliki oleh orang lain. Bukankah perbuatan ini termasuk dari perbuatan riya? Yang mempunyai tujuan agar diketahui orang bahwa kita memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain?
0 komentar:
Posting Komentar