Tidak jarang juga sebagian yang lain berusaha memperlihatkan kebahagiaan yang sedang ia rasakan, contohnya ia mengupdate status yang menunjukkan bahwa saat ini ia bahagia karena sedang liburan di luar negeri, sedang rekreasi di pantai dan lain sebagainya. Bukankah ini termasuk perbuatan menyombongkan diri?. Yang paling menyedihkan lagi kita saksikan, umat Islam sudah sangat banyak yang menjadikan Facebook sebagai tempat meratap dan tempat mengadukan berbagai problem hidup.
Bukankah hanya Allah tempat mengadu? Bukankah hanya Allah yang dapat memberi solusi atas semua permasalahan hidup yang sedang menimpa kita?. Perlu kita ketahui bahwa orang-orang Yahudi juga mempunyai dinding ratapan di Yerussalem? Mereka meratapi problem hidup dan dosa-dosa mereka di dinding ini, mereka juga meletakkan doa, yang ditulis pada sepotong kertas dan di sisipkan pada celah-celah dinding ini. Sifat orang Yahudi ini jangan sampai kita tiru dan mendarah danging dalam hidup kita.
Apakah dinding facebook dan dinding Yerussalem ada kesamaan? Jawabannya ya, Yaitu sama-sama dinding yang dijadikan sebagai tempat mengadu dan meratapi berbagai permasalahan hidup, perasaan, dan emosi. Perlu kita ketahui bahwa Mark Zuckbergerg, sebagai pencipta Facebook adalah orang yang mempunyai latar belakang Yahudi. Ia dan saudara-saudaranya dididik dalam lingkungan keluarga Yahudi.
Oleh karena itu, wahai saudaraku, wahai umat Islam, jangan sampai kita meniru-niru perbuatan orang Yahudi, jangan sampai ajaran-ajaran dan budaya mereka merasuk ke dalam pori-pori kehidupan kita, ummat Islam. Mari kita berhati-hati dalam menulis status di dinding Facebook, jangan sampai perbuatan kita menyerupai perbuatan mereka, agar kita tidak termasuk dari golongan orang-orang yang berbuat syirik. Allah SWT tidak akan mengampuni dosa-dosa orang yang berbuat syirik, sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-nisa: 48, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa-dosa orang yang berbuat syirik, dan Allah hanya mengampuni dosa selain demikian, dan siapa yang berbuat syirik kepada Allah sesungguhnya ia telah berbuat dosa besar.”
Kita selaku umat Islam harus pandai memanfaatkan facebook, karena yang hak dan yang batil telah bercampur-baur di dalamnya, kita harus jeli dalam memilih dan memilah sesuatu yang baik dan yang salah, jangan sampai guncangan Facebook menggoyahkan akidah kita, jangan sampai kita terlena di dalam jeratnya dan jangan sampai kita tenggelam dalam gelombangnya.
0 komentar:
Posting Komentar