Info Penting Hari Ini !!!

Selamat Datang di KARYA KAMAL. Apa yang Sedang Sahabat Cari ??? Moga Blog Ini Bisa Membantu Sahabat Semua...!!! Kabar Gembira, Novel Sampan di Seberang akan segera dipublikasikan di blog ini agar para sahabat setia bisa menikmati karya yg pernah menang dalam kompetisi novel ini. Novel "Sampan di Seberang" diangkat dari kisah nyata pengalaman mengabdi di daerah terpencil. Novel "Sampan di Seberang" Tentang Pengabdian, Persahabatan & Kenangan, Tunggu Kehadirannya...!!! Karya Kamal; Novel Jalan Impian, Novel Pardangolan, Novel Sampan di Seberang, Buku Bait Bait Hati & Buku Facebook Mengguncang Dunia Akhirat. __Mustopa Kamal Batubara__ __Facebook: Mustopa Kamal Batubara.__ __Instagram: @kamal_btr.____Twitter: @mustopakamalBTR____Email: mustopakamalbatubara@gmail.com__ __Salam Karya Kamal__

Rabu, 13 Agustus 2014

       JOKO WIDODO (GUBERNUR DKI JAKARTA)
By: Mustopa Kamal Btr


A.      Lahir dari Orangtua Penjual Kayu

Joko widodo lahir di Solo pada tanggal 21 Juni 1961. Sesaat setelah Jokowi lahir, orangtuanya memboyong Jokowi kecil untuk menetap di Srambatan. Kemudian orangtuanya kembali memboyong Jokowi untuk pindah dan mengontrak rumah di kawasan Dawung Kidul di bantaran kali Premulung. Tak lama berselang, Jokowi dan ketiga saudara perempuannya harus pindah ke Munggung, daerah bantaran kali Pepe.
Saat Jokowi berusia lima tahun, karena tidak memiliki biaya untuk membeli rumah, ayah Jokowi kembali harus memboyong istri dan anak-anaknya untuk menetap sebagai penghuni liar di pasar kayu dan bambu di Gilingan yang berada di selatan bantaran kali Anyar.
Di tempat inilah orangtua Jokowi mencari kayu sambil berjualan gergajian kayu untuk bahan baku perabot rumah tangga, seperti kursi, meja, dan lain sebagainya dengan harga yang terjangkau untuk kalangan bawah.
Sebagai anak yang tumbuh dari keluarga miskin, Jokowi muda tidaklah pesimis dalam menjalani kehidupan, justri ia selalu optimis suatu saat nanti akan bisa keluar dari jerat kemiskinan. Sekarang telah ia buktikan, bahwa kemiskinan bisa diberantas jika kita mau. Saat ini Jokowi telah menjadi orang nomor satu di ibukota, Jakarta.

B.       Pemimpin Yang Sangat Dekat Dengan Rakyat

Terpaan hidup yang keras telah membentuk karakter Jokowi menjadi manusia yang sederhana dan menghargai martabat manusia lainnya. Kecerdasan dan rasa empati yang tinggi telah membuat dirinya disenangi semua kalangan, mulai dari kalangan paling bawah sampai kalangan elit sekalipun.
Jokowi sangat peduli dengan nasib dan kondisi rakyatnya, ia selalu pergi blusukan ke tempat-tempat kumuh dan gang-gang sempit. Ia tidak malu pergi blusukan mencari tahu apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh rakyatnya. Jokowi sangat berbeda dengan pemimpin pada umumnya yang tidak ambil pusing akan nasib rakyat jelata yang hidup di pemukiman-pemukiman kumuh.
Kesederhanaan inilah yang membuat Jokowi cepat disenangi rakyat sekaligus menjadi nilai plus baginya ketika menjabat. Tidak dipungkiri juga karena kesederhanaan ini, karirnya di kancah politik semakin cemerlang. Belum habis jabatannya sebagai walikota Solo, beliau telah dipercaya rakyat menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan masih belum sampai dua tahun jabatannya, ia telah diajukan beberapa partai menjadi calon presiden. Luar biasa bukan?

C.      Kenangan diwaktu susah

Jokowi telah merasakan pahit manis kehidupan, banyak saat susah yang ia alami ketika masa silam. Sebagai contoh, saat duduk di bangku kelas IV SD, Jokowi bersama keluarganya harus kembali pindah rumah karena rumah mereka digusur oleh pemerintah kota Surakarta tanpa pemberitahuan sebelumnya. Waktu itu daerah tersebut akan dijadikan terminal oleh pemerintah kota.
Akhirnya mereka pindah dan hanya diberikan sepetak tanah di tempat baru, tanpa diberikan uang untuk membeli bahan bangunan untuk membangun rumah yang dirobohkan sebelumnya. Karena tidak memiliki biaya untuk membangun rumah, orangtua Jokowi pun membawa mereka tinggal di rumah kakak lelaki dari garis keturunan ibunya.
Ketika menumpang di rumah pakde nya itu, ayah Jokowi bekerja serabutan. Mulai dari mencari kayu untuk digergaji sampai menjual bambu. Di tempat ini keluarga Jokowi tingggal selama setengah tahun, saat kelas lima SD orangtuanya membawa mereka pindah ke sebuah rumah di sebelah barat Manahan. Setelah lulus SD pada tahun 1974, Jokowi melanjutkan sekolahnya ke SMP Negeri 1 Surakarta di sebelah timur Manahan. Sama halnya ketika SD Jokowi selalu menjadi juara kelas ketika belajar di SMP ini.

“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi lebih sering ketakutanlah yang membuat jadi sulit. Jadi jangan mudah menyerah!”
-Jokowi-


0 komentar:

Translate

Jumlah Pembaca

Instagram @kamal_btr