KECAMUK SUNGSANG
Puisi: Mustopa Kamal Btr
Kita hanyalah kecamuk sungsang yang terbiar di belantara duka. Menumbuh dari belukar luka yang disiangi manusia-manusia penuh sesal dan dosa. Akankah selamanya harus mewarisi kutukan durjana.
Pada yang berdetak kian berderu menabuh ragu; malu. Sampai kapan. Kapan sampai. Suratan kian kutuki siratan. Oh Tuhan.
Tiada duka paling akbar, selain menasbihi sesal sepanjang jalan. Kenapa harus; harus kenapa. Luka. Duka. Murka. Tawa. Gila.
0 komentar:
Posting Komentar