Info Penting Hari Ini !!!

Selamat Datang di KARYA KAMAL. Apa yang Sedang Sahabat Cari ??? Moga Blog Ini Bisa Membantu Sahabat Semua...!!! Kabar Gembira, Novel Sampan di Seberang akan segera dipublikasikan di blog ini agar para sahabat setia bisa menikmati karya yg pernah menang dalam kompetisi novel ini. Novel "Sampan di Seberang" diangkat dari kisah nyata pengalaman mengabdi di daerah terpencil. Novel "Sampan di Seberang" Tentang Pengabdian, Persahabatan & Kenangan, Tunggu Kehadirannya...!!! Karya Kamal; Novel Jalan Impian, Novel Pardangolan, Novel Sampan di Seberang, Buku Bait Bait Hati & Buku Facebook Mengguncang Dunia Akhirat. __Mustopa Kamal Batubara__ __Facebook: Mustopa Kamal Batubara.__ __Instagram: @kamal_btr.____Twitter: @mustopakamalBTR____Email: mustopakamalbatubara@gmail.com__ __Salam Karya Kamal__

Senin, 11 Agustus 2014

MTQ GALAU
Oleh: Mustopa Kamal Btr


Mentari telah beranjak dari peraduan menandakan bahwa pagi sudah menyapa setiap insan yang sudah mulai bertaburan di muka bumi. hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagi kami peserta MTQ kabupaten Madina. Kenapa tidak, acara yang paling kami tunggu-tunggu ini hanya datang satu kali dalam setahun. Selain dapat baju batik gratis dari pengurus kecamatan masing-masing, biasanya kami juga akan mendapatkan uang saku, tapi yang paling penting bagi kami adalah mendapat teman baru dan pengalaman yang sangat berharga, yang tidak akan bisa dinilai dengan suatu apapun.
Namaku kamal atau lengkapnya Mustopa Kamal Batubara, aku adalah anak desa Bange kecamatan Bukit Malintang kabupaten Madina. Alhamdulillah pada MTQ kabupaten tahun 2012 kemarin aku mendapat predikat juara III dibidang Syarhil Qur’an dengan ditemani seorang Qori’ dan saritilawah. Pada tahun ini aku kembali dipercaya oleh pihak kecamatan untuk mengisi acara Syarhil Qur’an utusan kecamatanku sendiri, yaitu kecamatan Bukit Malintang. Pengurus kecamatan juga meminta agar aku mencari teman-teman yang lain untuk mengisi berbagai cabang yang akan diperlombakan, alhamdulilah aku sudah mendapatkan orang yang sesuai dengan bidang yang diminta.
Teman-teman yang aku ajak bergabung dengan kafilah kecamatan Bukit Malintang antara lain: Qiyam, sebagai saritilawah dari syarahanku nanti. Qiyam ini orangnya sangat rajin ketika mengikuti acara, orangnnya periang dan sangat suka bercanda. Seterusnya ada Topan, anak ini adalah Qori’ handal di pesantrenku, dia sudah sering memenangkan perlombaan tilawah Al-Qur’an baik tingkat kabupaten maupun provinsi, bahkan ia pernah juga mengikuti MTQ tingkat Nasional. Seterusnya ada Amri, teman yang satu ini orangnya agak serius walaupun terkadang dia suka bercanda juga, ia mengisi acara Tahfidz 5 juz. Terus masih banyak lagi teman-teman yang lain yang gak bisa aku sebutkann satu persatu.
Hari ini kami berangkat sekitar pukul 11.10 WIB menuju kecamatan Ulu Pungkut yaitu tuan rumah pelaksanaan MTQ tahun 2013 ini, kamipun berkumpul di depan pesantren Musthafawiyah untuk menunggu mobil yang akan menjemput. Mobil pun tiba, kami pun menaiki mobil berwarna hitam dengan perasaan suka cita. Mobil melaju perlahan-lahan. Kawasan Ulu Pungkut ini benar-benar asri, kami sangat senang melihat pegunungan yang begitu indah dipandang, di bawahnya berjejer sawah-sawah yang siap memanjakan mata orang-orang yang melihatnya. Sungguh anugerah tuhan yang tak ternilai di kecamatan Ulu Punggut ini.
Drug....drug.... tiba-tiba mobil yang kami tumpangi macet, kami tidak tahu entah kenapa mesinnya. Benar-benar menyebalkan, mobil pada rusak lagi, padahal waktu udah menunjukkan pukul 12.30 WIB. Pada pukul 01.00 kami sudah harus berkumpul di lapangan untuk pawai ta’aruf antar kafilah. Kami semua benar-benar galau, terus salah satu pengurus menelepon mobil yang satu lagi karena mobil kafilah kami ada dua. Sembari menunggu mobil kami yang satu lagi datang, kami pun pergi berteduh di bawah pohon rindang di pinggir sungai yang begitu sejuk, kesejukan air ini pun perlahan-lahan menyejukkan hati kami yang sudah galau tingkat kabupaten.
Amri: Mal, itu mobilnya udah datang...
Aku: Ya, yuk kesitu, biar cepat
Topan: Ayo bang
Qiyam: Bang tungguin....!!!!
Aku: ya ela Qiyam, cepat nyuci mukanya, nanti kamu ketinggalan mobil
Tanpa terasa kamipun sampai di tempat pelaksanaan MTQ, kecamatan Ulu Pungkut.
Pengurus: Kita semua langsung ke lapangan pawai ta’aruf ya...!!!
Aku: pak kita nggak mandi lagi?
Pengurus: Nggak usah, nanti aja sesudah pawai ta’aruf karena kafilah lain semuanya udah di lapangan
Qiyam: waduh pak, nanti kita pada bau tu di lapangan karena nggak mandi
Pengurus: udah, pake minyak wangi yang banyak biar gak bau
Qiyam: Oke deh pak
Benar-benar mendebarkan, kami harus bergegas secepatnya di lapangan pawai ta’aruf.
“Selanjutnya inilah kafilah kecamatan Bukit Malintang, beri tepuk tangan yang meriah”
Inilah kata-kata yang diucapkan protokol yang sedang berada di atas panggung bersama bupati dan pejabat pemerintahan ketika menyambut kafilah kami melewati arena penyambutan peserta, kami pun tersenyum dengan bangganya. Protokolnya begitu semangat memeperkenalkan seluruh kafilah, terlebih-lebih kafilah kami. Dian dengan senangnya melihat kami. Mungkin dia sangat kagum dengan baju yang kami kenakan kali ya, yaitu baju batik paling mencolok dan paling menyedot perhatian peserta kafilah lain, kenapa tidak karena warnanya biru ceria. He...he
Setelah selesai pawai kamipun melakukan registrasi ulang bersama pengurus kecamatan Bukit Malintang. Siapa sangka tahun ini banyak sekali peserta yang kena dis atau diskualifikasi. Temanku Amri kena dis alasan panitia karena umur, jadi terpaksa teman ini dibuat ke cabang 20 juz, padahal kan hafalannya masih Lima jus pada waktu itu. kami pun kabarnya kena dis, tapi aku nggak tahu pasti dengan kebenaran kabar ini, alasannya karena Qori’ dan saritilawah pendampingku bukan orang mandailing asli, padahalkan mereka sekolah di mandailing dan mereka juga punya marga kok, walaupun mereka tinggal di pasaman, daerah yang berbatasan langsung dengan kabupaten kami. Tapi informasi itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena kami sudah mengambil nomor penampilan.
Mentari pagi telah menyingkap tabir gulita malam. Hari ini adalah hari kedua pelaksanaan MTQ. Hari ini kami akan tampil dicabang Syarhil Qur’an. Kami benar-benar tidak menyangka bahwa nomor penampilan kami tidak dipanggilkan. Kamipun memeperjelas kepada panitia MTQ. Mereka pun mengatakan bahwa kami kena dis, karena qori’ dan saritilawah yang bukan orang asli mandailing, padahal tahun-tahun sebelumnya nggak ada peraturan seperti ini. Qiyam, selaku saritilawah dari syarahanku pun  protes dengan menunjukkan ketidaksukaannya kepada pihak panitia.
Akhirnya kami pasrah dengan keputusan ini, kami benar-benar galau tingkat provinsi. Belum hilang kegalauan kami yang benar-benar mebuncah, tiba-tiba pemain Fahmil kami dipanggil panitia MTQ kabupaten dan mereka pun mendiskualifikasinya dengan mengemukakan beberapa alasan. Dan yang paling mengharukan bagi teman kami Amri adalah ketika ia sudah tampil di cabang perlombaan tahfidz Qur’an, ada kabar yang beredar bahwa ia masuk sebagai juara. Setelah pengumuman, ternyata namanya tidak ada terpanggil sebagai pemenang. Dan kabar pun berembus bahwa dia juga kena diskualifikasi. Amri benar-benar kecewa di malam pengumuman pemenang MTQ tersebut. Kecamatan kami harus puas berada di pringkat 2 sebagai juara umum setelah kecamatan panyabungan kota.
Peserta MTQ tahun ini banyak yang didiskualifikasi, dengan berbagai alasan. Tahun ini benar-benar tahun galau tingkat nasional bagi para sebagian besar peserta MTQ tingkat kabupaten Madina. Begitulah hidup terkadang tidak semua yang kita harapkan bisa terwujud, akan tetapi Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi setiap hambaNya.

Selesai









0 komentar:

Translate

Jumlah Pembaca

Instagram @kamal_btr